BLOGGER TEMPLATES AND Twitter Backgrounds »

Sabtu, 02 Oktober 2010

fungsi bahasa,ragam dan laras bahasa

BAHASA INDONESIA
BAB I
FUNGSI BAHASA

Fungsi bahasa adalah bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol social.

• Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri

Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi.

• Bahasa sebagai Alat Komunikasi

Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.

• Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial

Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati.

• Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial

Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.

BAB II
RAGAM DAN LARAS BAHASA

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topic yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan serta menurut medium pembicara (Bachman 1990). 

Menurut Felicia ragam bahasa dibagi menjadi:
A. RAGAM BAHASA BERDASARKAN MEDIA/SARANA, Terdiri dari:
1. Ragam bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
2. Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

B. RAGAM BAHASA BERDASARKAN PENUTUR
1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek). Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak padapelafalan/b/pada posisiawal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
3. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur. Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang dipakai dalam situasi resmi/formal, baik lisan maupun tulisan.
Bahasa baku dipakai dalam :
a. pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat dinas memberikan kuliah/pelajaran;
b. pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan pejabat;
c. komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang;
d. wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.
Segi kebahasaan yang telah diupayakan pembakuannya meliputi
a. tata bahasa yang mencakup bentuk dan susunan kata atau kalimat, pedomannya adalah buku Tata Bahasa Baku Indonesia;
b. kosa kata berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI);
c. istilah kata berpedoman pada Pedoman Pembentukan Istilah;
d. ejaan berpedoman pada Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD);
e. lafal baku kriterianya adalah tidak menampakan kedaerahan.
C. RAGAM BAHASA MENURUT POKOK PERSOALAN ATAU BIDANG PEMAKAIAN
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.
Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang agama; koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran; improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni; pengacara, duplik, terdakwa, digunakan dalam lingkungan hukum; pemanasan, peregangan, wasit digunakan dalam lingkungan olah raga. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran/majalah, dll. Contoh kalimat yang digunakan dalam undang-undang.
LARAS BAHASA
Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya. Dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastra. Jadi, laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik.
Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan oleh Joos (1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalannya, yaitu
(1) beku (frozen),
(2) resmi (formal),
(3) konsultatif (consultative),
(4) santai (casual), dan
(5) akrab (intimate).
Jenis dan Ciri Laras Bahasa
Laras bahasa dapat digolongkan kepada dua golongan besar, yaitu laras biasa dan laras khusus.
Laras biasa ialah laras khusus yang digunakan untuk masyarakat umum seeprti bidang hiburan (laporan suskan, berita sukan), pengetahuan dan peneranagn (syarahan, rencana), maklumat dan pemujukan (rencana, iklam).
Laras khusus pula merujuk kepada kegunaan untuk khalayak khusus seperti ahli-ahli atau peminat dalam bidang tertentu dan pelajar-pelajar (rencana, laporan, buku).
Pembeza utama yang membezakan antara laras biasa dengan laras khsus ialah:
kosa kata
tatabahasa
gaya

Laras Bahasa Biasa
Tidak melibatkan bidang tertentu, mudah difahami, tiada istilah teknikal, kurang kata pinjaman.)
Laras biasa ialah laras bahasa yang yang digunakan unuk khalayak umum tentang pelbagai bidang seperti bidang hiburan (laporan sukan, berita sukan), pengetahuand an penerangan (syarahan, encana) dan maklumat dan pemujukan (rencana, iklan).
Laras Bahasa Perniagaan
Mempengaruhi penguna untuk membentuk tanggapan tertentu , atau mengubah sikap dan melakukan tindkan.
Digunakan dalam iklan, tender, laporan dan sebagainya , disokong pula oleh gambar, lukisan, grafik, ilustrasi dansebagainya.
Iklan dapat dihasilkan dengan beberapa cara seperti berikut:
(a) slogan: Kami Ada Cara
(b) Kaedah Pernyataan: Rumah Untuk Dijual/Disewa
(c) Perkaitan Konsep: Artis X dengan Tilam Jenama Y
(D) Perisytihran: Waja dengan Aksesori Lengkap
(e) Kaedah Umpan: Beli Satu, Percuma Satu
(f) Mesra: Keutamaan Kami Adalah Pelanggan.
(g) Bandingan: Bateri X Lebih Berkuasa dan Tahan Lama
(h) Gesaan: Cepat! Cepat! Datanglah Beramai-ramai
(i) Pertanyaan: Sakit Pinggang? Sapulah Dengan Minyak Angin Z.

Laras Bahasa Akademik
Meliputi pelbagai bidang seperti sains, teknologi, komunikasi, matematik dan sebagainya yang terletak dalam ruang lingkup pendidikan.
Dalam penulisan ilmiah, misalnya penulisan thesis, penulis perlu mengikut fornmati tertentu seperti perlu ada cattan bibiliografi (rujukan), nota kaki di bawah muka surat atau nota hujungan di penghujung setiap bab.
Menggunaka istilah-istilah yang khusus kepada bidang, dan biasanya perlu dihafal. Contohnya ialah fotosintesis, pecutan, mengawan, pendebungaan dan sebagainya.
Laras Bahasa Undang-Undang
Tiada gambar, graf, metafora, simili, peribahasa, kiasan dan sebagainya. mempunyai istilah sendiri seperti Argumantum ad baculum, habeas corpus dan sebagainya.
Laras bahasa media
Berita sebagai satu wacana mempunyais truktur teks yang tersnediri, laind aripada struktur teks cereka, dan lain pula daripada struktur teks esei dan karya ilmiah.
Wartawan atau pengarang akhbar menggunakan bahasa untuk menjelaskan sesuatu menurut cara yang paling mudah diterima sesuai dengan selera sebilanganbesar pemvbaca akhbar.
Tiga ciri penting yang harus ada dalam berita akhbar yang baikialah, pertama, baasa yang digunakan mudah. kedua, gaya tulisan yang jelas danketuiga, isi tulisan mestilah tepat. Oleh sebab akhbar diterbitkan untuk orang ramai, maka bahasa akhbar haruslah sesuai dengan bahasa kegunaan orangr amai.
Ayat yang panjang, mengandungi beberapa klaausa, menggunakan petikan, metafora, kiasan, istilah teknik, dan sebagainya haruslah dielakkan.
Laras Bahasa Sastera
Memperlihatkan gaya bahasa yang menarik dan kreatif. Bahasanya boleh dalam bentuk naratif, deskriptif, preskriptif, dramatik dan puitis.
Beberapa ciri bahasa sastra:
a kreatif dan imaginatif: kabur mesej
b. mementingkan penyusunan, pengulangan, pemilihan kata
c. puitis dan hidup,: monolog, dialog, bunga-bunga bahasadan sebagainya.
d. menggunakan bahas tersirat: perlambangan, kisan, perbandingan, peribahasa, metafora, simile, personifikasi, ilusi, ambiguiti dan sebagainya.
e. terdapat penyimpangan tatabahasa atau manipulasi bahasa.
Laras Bahasa Agama
Mengandungi istilah agama daripada bahasa Arab Struktur ayatnya banyak dipengaruhi struktur bahasa Arab Diselitkan dengan petikan daripada al-Quran dan hadis.

0 komentar: